Mengenang Kepergianmu
Wahai
Bundaku Sayang
BU.. jika aku ingat raut wajahmu kerinduanku padamu
semakin bertambah,rasa ingin cepat bertemu,ingin ku rasakan indahnya hidup
bersamamu,bergurau,saling berbagi nasehat,duduk di pangkuanmu,ungkapkan segala asa
dan rasa.seperti yang lainnya BU..Aku disini BU,sendiri tanpa kasih sayangmu,aku
butuh nasehatmu,aku butuh bimbinganmu,aku butuh sahabat yang bisa menghiburku
tatkala aku dirudung kesedihan,mengingatkanku tatkala aku lalai.BU betul katamu
dulu kau katakan padaku :
Nak.. bahwa seorang ibu itu adalah sahabat
dalam hidupmu,yang keberadaanya memberikan banyak arti bagimu,jangan engkau
sia-siakan keberadaanya karena itu rawat ia,jaga ia,hormati dan muliakanlah
ia,dengan sebenar-benarnya penghormatan,karena ia adalah pintu yang bisa
menyelamatkanmu ke surga
Sungguh indah nasehatmu Bu,,??.
BU..aku masih ingat cuplikan kisah kita berdua,waktu itu
aku duduk di sampingmu dan engkau berbaring di sebuah ranjang tua beranyamkan
bambu.Dan engkau lagi dalam keadaan sakit,aku ingat betul Bu,Hari itu hari ke-3
hari raya Idul fitri,aku mengenakan pakaian baru warna putih bergambarkan
mickey mouse dan celana jeans biru tua,Engkau lambaikan tangan lembutmu dan
Engkau usapkan kepunggungku dengan penuh sentuhan kasih sayangmu,kurasakan
betapa hangatnya sentuhan tanganmu BU, tiba-tiba dari lisanmu terucap:
”Nak Ibu tahu keinginanmu selama ini,ya tentang
sekolahmu nak,ibu selalu mendukung setiap apa yang engkau cita-citakan demi
kebaikanmu nak silahkan tahun ini engkau lanjutkan sekolahmu dan pilih sekolah
mana yang cocok bagimu ,bilang sama Ayahmu juga,Namun kalau umur ibu mendahului
kalian,engkau jangan putus sekolah nak lanjut terus sekemampuanmu.
Bu...mendengar
ucapanmu aku tak kuasa menahan air mata ini,Engkau mau kemana BU,,aku belum
sanggup untuk hidup sendiri tanpa kasih sayangmu,aku butuh bimbinganmu,aku tak
mu pisah denganmu, biarkan aku hidup bersamamu sampai aku dewasa nanti Bu, Bu
Engkau tidak sedang begurau kan bu,jangan bicara begitu BU,,ibu pasti cepat
sembuh,aku yakin itu bu.
Dari
Buah Hatimu Tercinta
Khoeruddin al Bughuri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar