Ahlan Wasahlan

Kamis, 28 November 2013

Surat Cinta Teruntuk Sang Guru



Surat Cinta Teruntuk Sang Guru

إلى فضيلة الشيخ......-حفظه الله تعالى-
بالكلية الإمام الشافعي للدراسات الإسلامية
بجمبير- جاوى شرقية –
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله على منة الإسلام والشكر له على نعمة السمع والبصر والكلام، وأستغفر الله من جميع الآثام، والصلاة والتسليم على محمد خير الأنام، وعلى آله وأصحابه الكرام.
Ku tulis risalah ini sebagai ucapan syukurku kepada Rabb ‘Aza wajalla yang telah memberikan banyak kenikmatan yang apabila menghitungnya niscaya tak akan bisa untuk menghitungnya.
Wahai Guruku
Sengaja ku tulis surat ini sebagai ucapkan terima kasihku  atas segala pengorbanan, pengabdian, bimbingan dan pembekalan ilmu yang telah engkau berikan padaku ,tak bisa ku membalas kebaikanmu kecuali hanya dengan ucapan terima kasih dan untaian doa yang selalu ku hadirkan tatkala aku sujud di hadapan Rabb Aza wajalla.
Wahai Guruku
Telah datang kabar gembira padaku, dari Lembaga Pendidikkan Islam Saudi Arabia ( Universitas Islam Madinah ),yang menyatakan bahwa aku diterima di jami’ah tersebut untuk  belajar ilmu di sana.Ini merupakan kenikmatan yang datang dari Rabbul Alamin yang harus dan harus aku syukuri.
Wahai Guruku
Izinkan aku untuk menimba ilmu di sana, di kota Nabimu yang dulu engkau belajar di sana, namun aku hanyalah sebagai pendengar setiamu di kelas, ketika engkau ceritakan pengalamanmu kepadaku dan teman-temanku waktu itu.Subhaanallah betapa hatiku terpaku ketika engkau ceritakan keindahan kota saudi, keramahan penduduknya,suasana ramadhan yang begitu ramai orang berlomba-lomba dalam kebaikan,terlebih lagi dengan kota madinah yang banyak di penuhi oleh penuntut ilmu yang datang dari belahan dunia untuk belajar dan menimba ilmu Allah di sana.Dalam benakku timbul pertanyaan, Apakah aku bisa belajar di sana??
Wahai Guruku
Dari kisah-kisahmu aku banyak mengambil faidah dan ibrah yang sangat bermanfaat bagi diriku, juga orang lain. Dari sanalah aku mulai berpikir untuk tidak menjadi manusia kerdil yang rendah cita-citanya, sebagaimana yang di ungkapkan oleh sebagian Asatidz di sini.Engkau tahu bagaimana kondisiku di kelas, bagaimana kemampuanku dalam belajar, jauh sekali dari apa yang engkau harapkan.Namun begitu, aku tetap senang terhadap ilmu dan pelajaran yang engkau sampaikan.Meski sulit dan sukar itulah tantangan.Semoga Allah memberikanku kemudahan dan pemahaman yang benar dalam menuntut ilmuNya ini.
Wahai Guruku
Sungguh aku tak akan pernah lupa dengan nasehat-nasehatmu
Karena engkau adalah orangtuaku di sini,yang harus aku berbakti dan taati, sama halnya seperti orangtuaku di rumah,petuahmu yang menjadikan aku tetap tegar, petuahmu yang menjadikan aku berakhlaq mulia.Engkau ajari aku banyak hal, engkau ajari aku untuk merasakan kesenangan tatkala orang lain senang, engkau ajari aku bebrbagi meski hanya dengan sepotong roti,engkau ajari aku kebaikan yang bersumber dari Kitabullah Wahaditsu Rasulillah shalallahu ‘alaihi wasallam.
Karena engkau adalah guruku yang harus aku muliakan dan darimulah aku banyak mengambil ilmu.
Karena engkau adalah sahabatku yang selalu mengingatkanku ketika aku lalai, mengingatkanku ketika aku salah, mengingatkanku ketika aku bahagia dan duka.Engkau ingtkan aku ketika bahagia untuk tetap selalu bersyukur dan Engkau ingatkan aku ketika duka untuk tetap bersabar.
Karena engkau adalah pahlawanku yang hidup dan matimu hanya untuk ilmu, menolong agama Rabbmu, membela sunnah Nabimu dan menjaga kehormatannya dari ahlu hawa, ahlu bid’ah dan sekte-sekte sesat.pantaslah jika engkau menyandang gelar” Pahlawan tanpa tanda jasa”.
Wahai Guruku
Jika ku tuliskan semua  kebaikanmu di sini, berapa rim kertas yang harus aku sediakan dan berapa ratus atau bepuluh ribu kantung tinta harus ku datangkan.Cukuplah Allah ‘Azza wajalla membalas kebaikanmu dengan pahala yang terus mengalir sampai pada hari yang tidak lagi berguna harta dan anak-anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar